Pengertian dasar membuat pola pakaian dan penjelasan

Post oleh : Irma Septya Wardani | Rilis : March 23, 2018 | Series :
Membuat Pola
Sebelum membuat pakaian, terlebih dahulu kita harus membuat pola pakaian ini dibuat sesuai model pada kertas paying atau bisa pada kertas Koran. Setelah pola digambar lengkap dengan tanda-tandanya (tanda tengah muka, tengah belakang, kupnat dan tanda lainnya). Kemudian pola tersebut digunting pas pada sisi pola.
Cara menggunting pola sebaiknya perbagian, misalnya : pola bagian Blus, pola Rok, pola Lengan, Kerah, dan Saku. Setelah pola digunting, pola siap digunakan.

Meletakan Pola Pada Kain
Setelah pola digunting semuanya, mulailah meletakkan pola pada bahan atau kain yang telah disiapkan. Tetapi sebelum memulai meletakkan pola, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
Perhatikan kain tersebut lurus atau tidak. Jika tidak lurus, luruskan dulu kain tersebut dengan cara mencabut sehelai benang (arah benang lebar) pada ujung terpendek kain. Kemudian luruskan kain, dengan cara ditarik serong agar benangnya lurus.
Setelah kain siap, mulailah meletakkan pada kain dengan cara sebagai berikut :
a. Bahan dilipat menurut panjangnya dengan bagian baik kain berada disebelah dalam agar kain tetap bersih dan memudahkan untuk member tanda menggunkan kapur jahit ataupun rader.
b. Letakkan kain yang telah dilipat tersebut diatas meja datar dan lebar, atur agar kain tersebut berada dalam keadaan rata.
c. Letakan pola dengan posisi sesuai gambar pada cara merancang bahan.
d. Tempelkan pola pada kain dengan menggunakan jarum pentul.
e. Beri tambahan untuk kampuh dan jahitan pada masing-masing pola sesuai dengan ketentuan.
f. Setelah tanda-tanda pada setiap pola selesai di buat, bahan siap digunting.

Menggunting
Setelah pola diletakkan pada kain sesuai dengan cara merancang bahan, kain atau bahan siap untuk digunting.
Cara menggunting kain :
1. Gunting dipegang dengan arah bagian runcing bawah.
2. Pola dan kain dibagian depan gunting ditekan oleh tangan kiri sehingga kain tidak mudah terangkat dan arah benangnya tidak berubah.
3. Pada saat menggunting, mata gunting dikatupkan sampai keujung agar diperolehtepi guntingan yang rata.
4. Guntinglah kain menurut panjangnya, setelah itu barulah menggunting menurut lebarnya.
5. Usahakan selama menggunting, posisi kain tetap sejajar dengan tepi meja, dengan demikian sewaktu menggunting sebaiknya kita berjalan mengelilingi meja.

Merader
Setelah semua kain digunting, untuk memudahkan pada saat menjahit, maka kain yang telah dipotong tersebut diberi tanda.
Ada beberapa cara dalam member tanda, antara lain :
a. Merader,, yaitu member tanda pada kain yang akan dijahit dengan menggunakan rader bergigi atau licin .
b. Membuat garis-garis kecil atau titik-titik dengan menggunakan kaput jahit
c. Membuat tusuk jelujur renggang . cara ini digunakan untuk kain yang sangat licin
Atau pada bentuk-betuk yang sukar .
Dari cara-cara diatas , untuk tahap pemula sebaiknya pemberian tanda dilakukan dengan cara merader, adapun cara merader yaitu :
a. Selipkan karbon kain pada kain yang akan diberi tanda .
b. Rader kain tersebut megikuti tanda-tanda pada pola yang masih menempel pada kain
c. Setelah seselai merader, pola dilepaskan dari kain .

Cara Mengambil Ukuran Badan
Disaat kita mau mengambil  mengambil ukuran badan dari orang yang pakaiannya mau kiya jahit, model atau orang yang mau  diukur harus berdiri lurus dengan sikap tegak supaya semua ukuran yang mau kita ambil tepat dan akurat. Sebelumnya, pinggang orang yang mau kita ukur ikatlah dengan ban elastic atau  atau tali ban  dengan lebar tidak lebih dari 2 cm sebagai batas badan atas dan bawah. Perhatikan benar agar letak tali tepat di tempatnya dan tidak berkelok-kelok.


Bagian Tubuh Yang Harus Kita Ukur

1. Lingkar Leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari telunjuk di tekuk leher atau diukur dan di tambah 1 cm
2. Lingkar Badan (LB) diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, diukur pas ditambah 4 cm atau dengan menyelakan 4 jari.
3. Lingkar Pinggang (LPc) diukur sekeliling pinggang pas.
4. Tinggi Panggul (TPa) diukur dari bawah ban pinggang sampai batas panggul.
5. Lingkar Panggul (LPa) diukur sekeliling panggul atau badan bawah yang terbesar, diukur pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
6. Panjang Punggung (PP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol kebawah sampai dibawah ban pinggang.
7. Lebar Punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol turun 9cm lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
8. Panjang Sisi (PS) diukur dengan menyelakan penggaris dibawah ketiak, kemudian diukur dari dari batas penggaris kebawah sampai bawah ban pinggang dikurangi 2 sampai 3 cm
9. Panjang Muka(PM) diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah samapi di bawah ban pinggang.
10. Lebar Muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
11. Tinggi dada (TD) diukur dari bawah ban pinggang tegak lurus ke atas sampai puncak buah dada.
12. Lebar Bahu (LB) diukur dari lekuk leher di bahu atau bahu yang paling tinggi sampai titik bahu yang terendah atau paling ujung.
13. Ukuran Uji (UU) atau ukuran control, diukur dari tengah muka dibawah ban serong melalui puncak dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai tengah belakang pada bawah ban.
14. Panjang rok muka, sisi dan belakang diukur dari bawah ban sampai panjang yang dikehendaki.
15. Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan tanpa lengan dan di tambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
16. Panjang lengan pendek (PLPd) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai kira2 3 cm di atas siku.
17. Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai pergelangan.
18. Lingkar lengan panjang (LLP) lingkar pergelangan diukur melingkar pergelangan pas ditambah 3 cm.

Persiapan Alat dan Bahan Untuk Membuat Pola

1. Meteran, dipakai untuk mengambil ukuran badan maupun untuk menggambar pola. Meteran atau pita ukur biasanya  dibuat dengan ukuran satuan sentimeter dan inci.
2.Buku pola atau buku kostum, berukuran folio dengan lembar halaman berselang-seling bergaris dan polos. Lembar bergaris untuk mencatat ukuran dan keterangan, sedang lembar polos untuk menggambar pola dalam skala.
3. Skala atau ukuran perbandingan adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur pada waktu menggambar pola pada buku pola. Skala ini terbuat dari karton berbentuk penggaris dengan berbagai ukuran 1:2, 1:3, 1:4, 1:6 dan 1:8
4. Pensil hitam untuk menggambar garis2 pola asli
5. Pensil merah untuk menggambar garis pola jadi bagian muka
6. Pensil biru untuk menggambar garis pola jadi bagian belakang
7. Penggaris lurus, penggaris siku dan penggaris bentuk panggul, leher dan lengan.
8. Karet penghapus
9. Kertas sampul coklat untuk merancang bahan dan menggambar pola ukuran besar atau ukuran sesungguhnya. Garis2 memanjang yang terdapat pada kertas diumpamakan sebagai arah serat kain memanjang
10. Gunting kertas untuk menggunting kertas pola kecil maupun besar.

google+

linkedin